Halaman

Perkembangan harga hari ini

Sabtu, 26 November 2011

Dinar & Dirham Drain : Disparitas Harga Dan Upaya Minimisasi –nya...

Oleh Muhaimin Iqbal Sabtu, 19 March 2011 06:55 Sebulan terakhir saya coba mengamati harga-harga Dinar dan Dirham yang terjadi di luar negeri khususnya adalah Malaysia melalui World Islamic Mint Malaysia, UAE melalui World Islamic Mint (Abu Dhabi) dan e-Dinar. Hasilnya ternyata masih seperti yang pernah saya tulis sekitar 6 bulan lalu ketika harga emas dunia mulai melejit, yaitu harga-harga Dinar dan Dirham yang kami perkenalkan melalui situs ini secara persistent berada jauh dibawah
harga-harga Dinar dan Dirham di negeri Jiran dan Timur Tengah. Rata –rata sebulan terakhir harga Dinar kita lebih rendah hampir 10% dari Dinar di negeri Jiran, bahkan harga Dirham kita berada di sekitar 36 % lebih rendah dari Dirham di negeri tetangga tersebut. Pada saat artikel ini saya tulis misalnya, dengan spesifikasi kadar dan berat yang sama Dinar di Malaysia dihargai RM 660 atau sekitar Rp 1,910,000,- dan Dirham di hargai RM 23 atau sekitar Rp 66,000,-. Pada saat yang bersamaan di Abu Dhabi Dinar diharga US$ 213 atau sekitar Rp 1,868,000,- dan Dirham dihargai US$ 7.39 atau sekitar Rp 64,000,-. Yang masih lebih murah dari kita hanya e-Dinar yaitu Dinar US$ 194.03 ( sekitar Rp 1.7 juta) dan Dirham 3.35 (sekitar 30 ribu), hanya saja ketika Anda klik di Dinar & Dirham Shop mereka untuk membeli Dinar dan Dirham secara fisik – maka harga yang digunakan adalah harga Dinar dan Dirham yang sama dengan World Islamic Mint – Abu Dhabi tersebut diatas. Walhasil dibandingkan dengan ketiga sumber di luar negeri tersebut – harga Dinar dan Dirham di jaringan Gerai Dinar selama ini adalah terlalu murah. Hal ini bisa dilihat dari grafik perbandingannya sebulan terakhir dibawah. Disparitas Harga Dinar Emas Indonesia vs Malaysia Disparitas harga Dinar dan Dirham fisik di Indonesia yang terlalu jauh dibandingkan dengan produk sejenis diluar negeri yang berspesifikasi kadar dan berat sama, sangat berpotensi menyebabkan apa yang kami sebut Dinar & Dirham Drain (D3) atau Dinar & Dirham capital flight ke negeri-negeri yang menghargainya (dengan uang kertas) lebih tinggi. Bila ini terjadi, maka good money berupa Dinar dan Dirham fisik kita akan secara bertahap tersedot keluar dan digantikan dengan aliran bad money berupa Ringgit atau Dollar – uang kertas yang dicetak dari awang-awang. Untuk mengantisipasi hal ini insyaAllah sejauh yang kami bisa, kami akan terus memantau aliran Dinar dan Dirham fisik tersebut diatas. Namun cara yang paling efektif untuk mencegah D3 sebenarnya adalah harus dihilangkan penyebabnya. Karena penyebabnya adalah disparitas harga yang significant – maka disparitas harga ini yang dari waktu-ke-waktu akan kami minimalisir secara bertahap as and when situasinya tepat untuk melakukannya. Upaya meminimisasi disparitas harga ini akan berdampak terkatrol naiknya harga Dinar dan Dirham fisik di jaringan Gerai Dinar, sedikit menjadi lebih berat bagi yang hendak membelinya – namun secara umum akan otomatis meningkatkan nilai Dinar dan Dirham yang sudah dimiliki oleh masyarakat – relatif terhadap uang kertas. Bila Anda melihat harga jual - beli Dinar dan Dirham kami per pagi ini lebih tinggi dari kemarin-kemarin, ini adalah dampak dari penyesuaian harga bertahap tersebut. Setiap langkah tentu ada risikonya, termasuk langkah-langkah untuk mengurangi disparitas harga ini. Bagi kami sendiri dan agen-agen kami tentu sepintas lalu akan membuat Dinar dan Dirham kami kurang menarik bagi calon pembeli – ini kami sadari sepenuhnya. Tetapi di sisi lain masyarakat pengguna Dinar dan Dirham kami juga toh yang akhirnya akan diuntungkan – karena kami menghargai buyback-nya juga otomatis lebih tinggi. Selisih harga jual dan beli yang kami selalu pertahankan tidak lebih dari 4 % - bahkan bisa turun tinggal 1% - 2 % saja melalui fasilitas penjualan ke sesama pengguna seperti yang sering kami umumkan di situs ini – insyaAllah akan menjaga harga Dinar dan Dirham yang telah ada di tangan Anda. Masyarakat juga sering membandingkannya dengan emas lantakan, seolah harga Dinar ini jauh lebih mahal dari harga emas lantakan. Untuk obyektifnya ketika membuat perbandingan hendaknya diperbandingkan dalam kondisi yang sama – yaitu sama-sama termasuk ongkos cetaknya. Ketika saya menulis ini misalnya, harga emas di Logam Mulia (harga kemarin 18/03/2011) tertulis Rp 408,000/gram. Tetapi bila Anda membeli emas lantakan yang 4 atau 5 gram ( yg ukurannya dekat dengan Dinar), harga tersebut menjadi Rp 418,500,-/gram – karena memasukkan unsur ongkos cetak di dalamnya. Masih lebih menguntungkan emas lantakan karena 24 karat ?. Ketika Anda jual balik ke tempat Anda membeli, atau dijual kemanapun biaya cetak emas lantakan akan dihilangkan/tidak diakui. Oleh mereka emas lantakan 5 gram Anda tersebut diatas misalnya bila Anda jual balik pada saat harga jual mereka Rp 408,000/gram – harga belinya berada pada Rp 392,000/gram. Jadi dengan asumsi tingkat harga tetap, ketika Anda membeli harganya 5 x Rp 418,500 = Rp 2,092,500; Anda menjualnya 5 x Rp 392,000 = Rp 1,960,000 atau ada loss sekitar 6.3% sebagai dampak selisih harga jual-harga beli dan tidak diakuinya biaya cetak ketika Anda menjual balik. Bandingkan ini dengan harga jual – beli Dinar yang mengakui ongkos cetak baik ketika menjual maupun membeli, ditambah system jual beli antar pengguna yang kami fasilitasi yang memungkinkan transaction loss hanya 1%-2% – maka insyaAllah secara keseluruhan Dinar ini akan tetap menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Semoga Allah meridloi upaya ini dan memudahkan kita pada amal shaleh yang diridloiNya pula...Amin.

Lokasi Kantor