Halaman

Perkembangan harga hari ini

Sabtu, 07 Juli 2012

Mitra Usaha : Bagaimana Memilihnya…?


Melalui tulisan-tulisan di situs ini saya berinteraksi dengan sejumlah kalangan, di antaranya adalah kalangan (calon) pengusaha. Dari tulisan-tulisan tentang permodalan misalnya, saya menerima sejumlah proposal (kerjasama) usaha dari yang kecil sampai yang raksasa, dari yang baru ide sampai usaha yang sudah berjalan lancar. Mana di antara ide-ide  dan tawaran tersebut yang akhirnya ditindak lanjuti ?,  saya menggunakan kriteria yang saya sebut QAHA – singkatatan dari Qowiyy, Amin, Hafidz dan ‘Alim.

Qowiyyun Amin adalah karakter Nabi Musa ‘Alaihi Salam  yang diabadikan di Al-Qur’an QS 28 :26 , sedangkanHafidzun ‘Alim adalah karakter Nabi Yusuf  ‘Alaihi Salam yang diungkap di surat QS 12 : 55. Lantas bagaimana mengimplementasikan  QAHA ini dalam usaha kita ?, berikut adalah contoh aplikasinya di lapangan.

Qowiyy

Qowiyy artinya kuat yang dalam dunia usaha bisa mencakup kompetensi, professionalism dan sejenisnya. Dari mana kita tahu kompetensi dan professionalism  (calon) mitra kita ?, dari track record-nya. Ketika seorang datang kepada saya membawa proposal restoran Padang misalnya, saya akan melihat apakah yang bersangkutan memiliki track recordyang meyakinkan dibidang restoran padang ini.

Amin

Amin artinya amanah, dapat dipercaya. Dari mana kita bisa tahu seseorang amanah atau tidak ?, kalau tidak mengenal langsung yang bersangkutan, maka bisa dari rekomendasi  atau kesaksian orang yang lebih dahulu mengenal/mengetahuinya. Ini seperti yang dilakukan salah satu putri Nabi Syuaib ‘Alahi Salam ketika merekomendasikan kepada ayahnya untuk me-rekrut Musa sebagai pegawainya.

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‘Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya’”. (QS 28 :26).

Hafidz

Hafidz artinya menyimpan atau menjaga, dalam dunia usaha juga berarti menglola atau me-manage. Dari mana kita tahu bahwa seseorang itu baik atau tidak pengelolaan usahanya ?, dari system catatan pembukuannya, laporan keuangannya, dari neraca yang mencatat asset dan liability-nya, dari dokumentasi legal usaha seperti perijinannya, surat-surat tanah dlsb.

Ini biasanya sangat confidential, tetapi mesti bisa di share dengan (calon) mitra usaha – yang juga harus bisa menjaga rahasia usaha (calon) mitranya ini. Sampai sejauh mana (calon) mitra saling berbagi informasi rahasia tersebut ?, sampai kedua pihak saling merasa comfortable satu sama lain.

‘Alim

‘Alim artinya berilmu, dalam usaha artinya perusahaan atau orang yang menjalankannya tahu apa yang mereka lakukan. Bukan usaha anut grubyuk atau ikut-ikutan, sebab yang ikut-ikutan biasanya akan selalu kalah atau tertinggal dari yang diikutinya – bahkan juga tidak jarang menjadi korban karena ketidak tahuan akan apa yang diikutinya.

Dari mana kita tahu seseorang atau sebuah perusahaan itu ‘Alim dibidangnya ?, ini bisa digali dari visi misi perusahaannya, interview dengan pengurus - direksi dan komisarisnya, dari publikasi-publikasi tentang perusahaan tersebut dlsb.

Untuk usaha yang sudah berjalan, biasanya tidak terlalu sulit untuk mendeteksi ada tidaknya 4 karakter QAHA tersebut. Tetapi bagaimana dengan usaha yang masih akan dibangun ?. Memang tidak mudah, karena (calon) mitra khususnya mitra investor biasanya hanya tertarik ketika suatu usaha sudah melewati death valley dari kurva J-nya.

Artinya kebanyakan usaha memang harus dimulai dengan kemampuan sendiri (atau dibantu 3 F), dengan modal keringat atau modal dengkul yang nantinya setelah usaha bener-bener bisa berjalan - modal dengkul tersebut  akan berganti nama menjadi lebih keren yaitu yang disebut sweat equity.

Memang ada cara lain untuk memulai usaha tanpa modal, yaitu antara lain melalui pembuatan business plan yang bagus dan meyakinkan kemudian dipresentasikan kepada pada para (calon) investor. Bila ini yang Anda tempuh, maka investor biasanya akan menerawang jauh pada latar belakang Anda – mereka ingin melihat mampukah Anda untk bener-bener melaksanakan business plan tersebut. Mampukah Anda memenuhi kesanggupan-kesanggupan yang akan dituntut oleh para (calon) investor pada Anda.

Qowiyyun Amin yang bersifat kesanggupan dari diri sendiri ini juga ada diungkap di Al-Qur’an, yaitu ketika Jin ‘Ifrit menyatakan kesanggupannya pada Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam : “Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya"” (QS 27 :39).

Qowiyyun Amin (kuat lagi terpercaya) bagi jin ‘Ifrit adalah pengakuan dia sendiri, sedangkan Qowiyyun Amin bagi Musa adalah berdasarkan kesaksian orang lain. Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam tidak menggunakan jin ‘Ifrit untuk melaksanakan tugasnya, tetapi Nabi Syuaib ‘Alaihi Salam merekrut Musa berdasarkan kesaksian salah satu putrinya.

Pelajaran dari dua kondisi ini adalah, bila Anda yang sedang mencari partner pemodal untuk usaha Anda – usahakanlah mendapatkan rekomendasi dari orang lain  yang bener-bener mengenal Anda atau usaha Anda, yang mau merekomendasikan Anda atau menjadi saksi Anda – sebelum Anda mendekati investor.

Bila Anda para pemilik modal/investor yang sedang mencari mudharib untuk menjalankan usaha Anda, maka memilih (calon) mudharib yang sudah dikenal atau direkomendasikan oleh orang-orang yang Anda kenal – insyaallah akan lebih aman, ketimbang memilih (calon) mudharib yang menyatakan dirinya sendiri sanggup seperti jin ‘Ifrit tersebut di atas. Wa Allahu A’lam.

Lokasi Kantor