Halaman

Perkembangan harga hari ini

Kamis, 16 Januari 2020

Quran Menjawab Tantangan Zaman

Tanpa terasa, kita sudah memasuki dua dasawarsa pertama di milenium ketiga, tanpa terasa pula, saya sudah lebih dari 10 tahun menulis di web ini www.geraidinar.com untuk berbagai permasalahan kehidupan. Satu benang merah dari semua tulisan saya adalah pijakan yang saya berusaha maksimal menjadikannya sebagai acuan adalah Al-Qur'an.
Berangkat dari janji Allah bahwa
diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk menjawab seluruh persoalan dan menjadi penjelasan untuk segala sesuatu (QS 16:89) dan (QS 12:111), maka saya berusaha secara maksimal untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai sumber segala sumber ilmu, sumber segala sumber solusi permasalahan yang dihadapi oleh manusia.

Karena Al-Qur'an adalah kitab dan mukjizat untuk ummat akhir zaman, maka sudah selayaknya apabila Al-Qur'an selalu valid untuk menjawab setiap persoalan ummat akhir zaman ini, dan sebagai mukjizat, Al-Qur'an juga akan selalu mengungguli setiap urusan yang menjadi perhatian manusia pada zamannya masing-masing.

Maka dalam 10 tahun terakhir ini, ibrah (pelajaran) dari Al-Qur'an  yang saya sarikan dalam tulisan - tulisan saya mencakup berbagai persoalan yang dihadapi manusia di zaman ini maupun masa yang akan datang. Diantaranya adalah masalah - masalah yang terkait dengan ekonomi, teknologi, lingkungan, politik, dan lain sebagainya.

Hingga kini pun kami insyaAllah masih akan terus mengaji dan berbagi atas pelbagai persoalan yang dihadapi oleh ummat saat ini. Yang kami tulis disini tentu bukanlah tafsir, karena ini adalah bidangnya para ahli dari kalangan ahli tafsir yang mumpuni ilmunya. Yang kami sajikan untuk berbagi adalah ibrah atau pelajaran yang bisa diambil oleh semua orang yang mau mengikuti petunjuk-NYA dari setiap ayat atau peristiwa yang digambarkan di dalam Al-Qur'an.

Sebagai contoh, cerita yang sangat indah diungkapkan di dalam Al-Qur'an adalah cerita Nabi Yusuf 'alaihissalam yang mencakup perbagai episode dalam kehidupannya sejak dia kecil dan dibuang oleh saudara - saudaranya sampai dia memimpin Negeri Mesir. Tentu banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari cerita panjang kisah Nabi Yusuf ini, dan masing - masing orang bisa mengambil pelajaran yang berbeda dari setiap episodenya.

Jadi, dengan cerita Nabi Yusuf saja sudah begitu banyak pelajaran yang tidak terbatas yang bisa diambil oleh manusia, apalagi bila dilihat dari seluruh isi Al-Qur'an. Maka tidak mengherankan apabila Allah menutup cerita Nabi Yusuf tersebut dengan ayat yang artinya sebagai berikut;

" Sesungguhnya pada kisah - kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang - orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat - buat, akan tetapi membenarkan (kitab - kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman " (QS 12:111)

Dengan contoh tersebut diatas maka kita bisa mengambil pelajaran dari setiap ayat - ayat-NYA untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh manusia di zaman kapanpun. Sebagai contoh urusan terbesar ummat zaman ini adalah mengatasi kebutuhan pokoknya, yang kalau boleh saya gambarkan terdiri dari empat unsur utama, yaitu pangan, energi, air bersih, dan udara bersih. Darimana kita menjawab segala persoalan ini ? secara ringkas persoalan ini dapat dijawab melalui satu saja ayat Al-Qur'an yang terjemahannya adalah;

"Dan apakah orang - orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS 21:30)

Inti ayat ini menceritakan proses kejadian alam semesta dan lahirnya kehidupan yang bermula dari air. Secara ilmiah, proses tersebut dapat dijelaskan melalui rangkaian reaksi fotosintesa di ilustrasi berikut,


Dari reaksi fotosintesa tersebut, dapat kita lihat bahwa hanya dengan bermodal CO2 dan H20 lahirlah building block kehidupan yang lebih kompleks yang sering disederhanakan dalam bentuk glukosa dan O2 sebagai hasil dari proses fotosintesa tersebut. Proses fotosintesa ini bahkan bisa terjadi pada ciptaan-NYA yang paling sederhana dimuka bumi, yaitu tanaman bersel tunggal atau yang disebut microalgae.

Ini menunjukan betapa benarnya mukjizat Allah dan betapa kekuasaan-NYA sebagai Sang Maha Pencipta tidak tertandingi oleh siapapun di muka bumi meskipun seluruh manusia bersatu untuk menirunya. Proses fotosintesa yang terjadi di tanaman bersel tunggal microalgae tersebut diatas misalnya tidak bisa ditandingi oleh pabrik buatan manusia yang paling canggih sekalipun.

Hingga kini, belum ada pabrik buatan manusia yang bisa mengubah air dan CO2 menjadi makanan. Apalagi di alam nyata makanan ini bukan hanya sekedar glukosa tetapi juga rangkaian yang lebih rumit dan menjelimet lagi yaitu berupa lemak atau minyak dan yang sangat menjelimet berupa protein.

Semuanya bisa dihasilkan oleh ciptaan-NYA yang paling sederhana di muka bumi yaitu tanaman bersel tunggal dan manusia super modern pun belum akan mampu menirunya. Jadi hingga kini makanan yang kita makan sehari - hari sepenuhnya berbasis ciptaan-NYA. Kalau toh ada yang coba ditiru oleh manusia, kita pun ragu untuk memakannya. Maka, dikalangan pemerhati kesehatan berlaku kaidah "Bila buatan manusia, jangan dimakan". Maksudnya adalah bila sesuatu bahan maknan itu hasil rekayasan manusia, dia belum tentu aman untuk dimakan.

Bagaimana dengan masalah energi ? Energi adalah kebutuhan dasar manusia zaman modern ini, yang dalam dua abad terakhir mengandalkan utamanya dari bahan fossil yang tercipta puluhan juta tahun silam. Tetapi sumber energi fossil ini disadari tidak akan selalu tersedia selamanya. Maka manusia super modern berlomba - lomba mencari sumber energi yang akan bisa berkelanjutan.

Di Negeri kita pun, masalah energi ini akan menjadi sangat serius dalam dua periode pemerintahan kedepan, karena saat itu bisa jadi minyak kita sudah habis, sementara kebutuhan minyak kita akan lebih dari 2 juta barrel/hari. Lantas apa jawab Al-Qur'an tentang energi ini ?
Ada ayat yang sangat indah di Al-Qur'an yang menggambarkan tentang energi ini. Terjemahan lengkapnya ada diayat berikut;

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (QS 24:35)
Jadi minyak terbaik adalah minyak dari tanaman, memang di ayat tersebut disebutkan dari pohon yang diberkahi yaitu zaitun, tetapi kalau kita tidak atau belum berhasil membudidayakan zaitun di negeri ini , tidak juga berarti harus zaitun, bisa dari berbagai tanaman atau buah - buahan lain yang juga menghasilkan minyak yang sangat baik.

Berangkat dari ayat ini misalnya, kami telah berhasil mengekstrak minyak antara lain, dari buah alpukat, biji alpukat, sampai juga dengan biji rambutan. InsyaAllah akan sangat banyak potensi buah - buah dan biji - bijian lain yang bisa kita jadikan minyak yang sangat baik, sebagai minyak untuk dimakan, maupun minyak untuk energi sebagaimana yang disebutkan di ayat tersebut diatas.

Di zaman modern ini, mesin - mesin berat seperti mesin kapal, mesin bus, pesawat terbang, power plant dan lain sebagainya yag menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya. Memang minyak dari tanaman tersebut perlu diolah dalam satu tahap lagi yang disebut transesterification untuk menjadi diesel.

Namun, minyak diesel ini juga tidak se-menjelimet seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang. Dengan pola pikir yang benar, manusia modern seperti kita - kita ini mestinya bisa membuat minyak diesel bahkan dirumah kita sendiri. Karena untuk membuat minyak diesel hanya dibutuhkan minyak nabati seperti contoh tersebut diatas, plus alkohol atau etanol dan dengan bantuan katalis basa, bisa dari air kapur dan lain sebagainya.

Lantas alkohol atau etanolnya kan haram ? alkohol atau etanol hanya haram apabila dia diminum, bila dia digunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar semacam ini tentu tidak haram. Bahkan Allah pun mengisyaratkan ada rezeki yang baik yang bisa diperoleh dari buah - buahan yang telah difermentasi ini. Sebagaimana ayat berikut;

"Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan" (QS 16:67)

Jadi, melalui 2 ayat tersebut diatas yaitu (QS 24:35) dan (QS16:67) kita sudah bisa mendesain pemenuhan kebutuhan energi ummat di zaman ini, tanpa harus menunggu solusi dari raksasa - raksaasa energi dunia.

Baik pemenuhan kebutahan makanan maupun energi, semuanya terangkum dalam ilustrasi tersebut diatas, yaitu melalui proses fotositesa dan bahan dasar fotosintesa adalah air dan CO2. Air sebagai sumber kehidupan itulah yang disebutkan di QS 21:30 diawal tulisan ini, sedangkan keberadaan CO2 dalam jumlah yang seimbang juga sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan dimuka bumi itu sendiri.

Jadi, CO2 yang sekarang kita kambinghitamkan sebagai sumber pemanasan global dan terganggunya iklim dunia, sebenarnya adalah karena ulah tangan manusia itu sendiri ketika manusia tidak mampu mejaga keseimbangannya. Itulah sebabnya setelah penciptaan alam semesta Allah juga ciptakan manusia yang diserahkan amanah untuk menjaga keseimbangan alam ini.

Keseimbangan air, sebagai sumber kehidupan dan keseimbangan udara baik unsur CO2 yang dibutuhkan tanaman maupun oksigen yang dibutuhakn oleh kehidupan manusia dan binatang ternak semua harus terjaga dalam keseimbangan yang kita tegakan dengan keadilan;

"Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu" (QS 55:7-9)

Jadi, dari rangkaian ayat - ayat tersebut kita bisa melihat bahwasanya kalau saja manusia mengikuti petunjuknya, niscahya manusia ini akan selalu bisa mengatasi persoalan yang dihadapinya sepanjang zaman.


Published on Tuesday, 31 December 2019 06:34
Oleh : Muhaimin Iqbal

Lokasi Kantor